Pada waktu Perang Dunia ke 2, Choi Hyung Yee pindah ke Jepang dan mendaftarkan diri sebagai mekanik pesawat tempur. Di Jepang, beliau tinggal bersama keluarga perantuan dari Korea dan mengadopsi nama keluarga mereka, Oyama. Pada saat itu banyak orang perantauan yang mengadopsi nama Jepang agar mudah berbaur dan diterima masyarakat Jepang. Setelah perang usai pada tahun 1945, beliau mempelajari karate Shotokan dari guru besar Gichin Funakoshi. Pada saat yang bersamaan, beliau bertemu dengan sesama perantauan dari Korea bernama So Nei Chu. So Nei Chu mewarisi Goju-Ryu dari Gogen Yamaguchi, dan Mas Oyama mempelajari Goju-Ryu dari So Nei Chu.
Sewaktu di Jepang, kepribadian yang agresif dan tidak mau kalah masih melekat kuat pada diri Oyama muda. Di Tokyo, beliau sering terlibat perkelahian dengan para gangster Jepang maupun tentara Amerika yang bertugas di Jepang. Beliau pernah secara tidak sengaja membunuh seorang gangster Jepang yang terkenal ahli menggunakan pisau (Akhirnya beliau dibebaskan dari tahanan dengan alasan membela diri). Oyama juga dijuluki "Superman dari Timur" oleh masyarakat setempat karena sering membela orang-orang lokal dari tentara Amerika yang berbuat onar. Setelah beberapa saat, Tokyo menjadi tidak aman lagi bagi Mas Oyama, karena beliau dicari oleh banyak pihak yang ingin membalas perbuatannya. Atas saran So Nei Chu, Mas Oyama akhirnya mengasingkan diri ke sebuah gunung untuk merenungkan tujuan hidupnya.
Selama dalam pengasingan, beliau hidup sebagai layaknya seorang Yamabushi (Prajurit Biksu). Menghadapi kerasnya tempaan alam, beliau banyak mendapat inspirasi dari kisah hidup Miyamoto Musashi, seorang ahli pedang tersohor di Jepang. Setiap hari beliau berlatih mendalami ilmu bela diri serta bermeditasi untuk merenungkan hidupnya. Setelah beberapa saat, beliau merasa latihan di gunung sudah cukup dan memutuskan untuk turun ke kota.
Mas Oyama mengikuti kejuaraan karate dan menjadi juara. Akan tetapi, beliau masih merasa kecewa dengan kemampuan yang dimilikinya. Merasa masih belum mampu menerapkan apa yang telah dipelajarinya pada pertarungan yang sesungguhnya, Mas Oyama mencukur habis rambutnya dan sekali lagi naik ke gunung untuk berlatih.
Setelah lebih dari setahun di gunung, Mas Oyama akhirnya turun untuk menguji hasil dari latihannya. Di sebuah desa, ada seekor banteng yang akan dijagal. Beliau meminta ijin untuk menjatuhkan banteng tersebut dengan tangan kosongnya. Akan tetapi, beliau gagal pada usaha pertamanya. Setelah dipukul, banteng tersebut marah dan mengobrak-abrik kerumunan orang-orang di sekitarnya. Mas Oyama tidak menyerah. Beliau berhari-hari mempelajari banteng-banteng tersebut. Setelah itu, beliau mencobanya lagi. Banteng tersebut jatuh dengan sekali pukul ke arah kepalanya. Berita tentang seorang karateka menjatuhan banteng dengan kepalan tangannya menyebar dengan cepat. Selain itu, beliau juga mengadakan perjalanan keliling Asia Tenggara mengadakan demo dan menantang banyak aliran di dalam maupun luar Jepang. Hal ini menimbulkan banyak sensasi dan mempopulerkan Karate di dunia internasional.
Dengan modal ketenaran inilah, Mas Oyama lalu mendirikan sebuah dojo karate di Tokyo. Karate di dojo ini menekankan pentingnya latihan full-contact kumite (latih-tanding tanpa pelindung). Menurut beliau, full contact kumite merupakan hal yang penting untuk mengasah semangat dan ketrampilan berkelahi. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan dengan tetua-tetua dari aliran karate lain yang berpendapat bahwa praktek aplikasi karate secara langsung itu berbahaya dan tidak perlu.
Puncak ketegangan ini muncul pada tahun 1960an. Pada waktu itu, petinju Muay Thai menyatakan bahwa Thai Boxing adalah seni bela diri yang terkuat, dan ia telah mengalahkan banyak wakil aliran bela diri, termasuk karate Jepang (Pada waktu itu, karate sedang populer di dunia internasional, dan petinju Muay Thai ini ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari nama). Petinju Muay Thai tersebut meminta wakil resmi dari Jepang untuk menjawab tantangannya. Sikap resmi dari aliran-aliran Karate di Jepang adalah untuk tidak melayani tantangan tersebut, karena tujuan dari Karate adalah untuk membina mental dan salah satu dari perwujudan penempaan mental tersebut adalah untuk menghindarkan dari perkelahian yang tidak perlu. Akan tetapi, Mas Oyama berpendapat bahwa Karate memang bukan untuk mencari masalah. Tetapi apabila masalah itu datang dengan sendirinya, lari dari masalah adalah tindakan pengecut. Beliau mengirim 3 murid terbaiknya ke Thailand untuk bertanding dengan aturan Muay Thai. 2 dari 3 muridnya tersebut menang dan mereka kembali ke Jepang dielu-elukan sebagai pahlawan yang mengangkat harga diri Jepang. Hal ini menambah ketegangan antara aliran Oyama ini dengan aliran-aliran Karate yang lain, sehingga banyak aliran lain yang menjuluki aliran Oyama sebagai "bukan Karate" dan "ilmunya para berandalan".
Mas Oyama tidak ambil pusing atas tanggapan tersebut. Beliau secara resmi mendirikan Kyokushin yang berarti kebenaran tertinggi yang beliau yakini sebagaimana Karate seharusnya diajarkan dan dipelajari. Beliau mengadakan turnamen-turnamennya sendiri merespon dilarangnya Kyokushin mengikuti pertandingan-pertandingan Karate. Meski di-'anak-tiri'-kan, Kyokushin berkembang pesat di dalam maupun di luar Jepang, terutama karena beberapa generasi pertama Kyokushin banyak menantang berbagai aliran bela diri di Asia maupun di negara-negara Barat.
KURIKULUM LATIHAN
( KYOKUSHIN KARATE INDONESIA )
SABUK PUTIH ( Kyu 10 & 9 )
A. TEKNIK
Kihon ( Dasar )
1. Tachikata ( kuda-kuda)
Heisoku Dachi Musubi Dachi Heiko Dachi Fudo Dachi
Uchihachiji Dachi Sanchin Dachi Moroashi Dachi Zenkutsu Dachi
Kiba Dachi Shiko Dachi Tsuruashi Dachi Kokutsu Dachi
Nekoashi Dachi Kakeashi Dachi
2. Tsuki (pukulan)
Seiken Chudan Tsuki Seiken Jodan Tsuki Seiken Ago Uchi Seiken Shita Tsuki Uraken Gammen
Uchi Uraken Sayu Uchi Uraken Hizo Uchi Uraken Mawashi Uchi Hiji Chudan Ate Hiji Jodan Ate Hiji Age Uchi Hiji Yoko Ate
Hiji Ushiro Uchi Hiji Oroshi Uchi Shuto Mawashi Gammen Uchi
Shuto Sakotsu Uchi Shuto Uchi Uchi Shuto Mawashi Hizo Uchi
Shuto Sakotsu Uchikomi
3. Uke ( Tangkisan )
Jodan Uke Chudan Soto Uke Chudan Uchi Uke Gedan Barai
Chudan Uchi Uke Gedan Barai
4. Keri ( Tendangan )
Mae Keage Uchimawashi Sotomawashi Hiza Geri
Kakato Geri Kin Geri Mae Geri Mawashi Geri
Yoko Keage Yoko Geri Kansetsu Geri Ushiro Geri
5. Kokyu Ho ( Teknik Pernapasan )
Nogare I & II
Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .
Ido Kihon ( Dasar dalam gerakan melangkah )
Dalam sikap Zenkutsu Dachi : melangkah kedepan dan kebelakang ( mundur ) . atau melangkah kedepan lalu putar .Dikombinasikan dengan satu teknik lain ( Tsuki, Keri, Uke ) , mis : Zenkutsu Dachi + Seiken Oi Tsuki atau Gyaku Tsuki ) . Sekarang lakukan juga dengan Sikap Sanchin Dachi .
Kata ( Jurus )
Kihon Kata Ichi , Taikyoku Sono Ichi & Ni , Sokugi Taikyoku Sono Ichi .
B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Hanya menangkis serangan :
C. CONDITIONING ( Pengondisian )
Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
SABUK BIRU ( Kyu 8 & 7 )
A. TEKNIK
Kihon ( Dasar )
1. Tachikata ( kuda-kuda)
Tetap diulang-ulang agar dikuasai dengan baik dan mantap .
2. Tsuki (pukulan)
Dilatih juga teknik pukulan dengan Tettsui , Shotei , Nukite .
3. Uke ( Tangkisan )
Dilatih juga teknik tangkisan Morote Uke , Mawashi Uke, Shuto Mawashi Uke .
4. Keri ( Tendangan )
Tetap diberi secara lengkap seluruh tendangan .
Ibuki
Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .
Ido Kihon ( Dasar dalam gerakan melangkah )
Sikap Kokutsu / Nekoashi Dachi : melangkah kedepan dan kebelakang ( mundur ), putar . Dikombinasikan dengan satu teknik lain ( Tsuki, Keri, Uke ) , mis : Kokutsu Dachi + Seiken Oi Tsuki atau Gyaku Tsuki ) . Jumlah pukulan ditambah, mis. Kokutsu Dachi + Nihon Tsuki , Sambon Tsuki . Masih dengan Kokutsu / Nekoashi Dachi melakukan : Shuto Mawashi Uke, Gyaku Tsuki . Posisi Kiba Dachi : Kaki menyilang didepan atau belakang melangkah kesam-ping (Mae Kosa, Ushiro Kosa ) melakukan Yoko Geri . Atau memutar badan melakukan mis : Jun Tsuki / Tettsui. Sekarang ditambahkan dengan serangan, mis : Zenkutsu Dachi + Jodan Uke-Seiken Chudan Gyaku Tsuki.Atau Zenkutsu Dachi+Mae Geri-Seiken Chudan Tsuki .
Kata ( Jurus )
Kihon Kata Ni , Taikyoku Sono San , Sokugi Taikyoku Sono Ni & San ( Kyu 8 )
Pinan Sono Ichi & Ni , Sanchin ( Kyu 7 )
B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Hanya menangkis serangan :
Sekarang lebih bervariasi, mis : pihak menyerang dengan tangan - tangan - kaki ; tangan - kaki - tangan dstnya. Begitu juga pihak menangkis . Lakukan Sambon Kumite .
Jiyu Kumite : 60 detik
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait . Semua tata cara, tingkah laku di perhatikan, kemudian lakukan serangan dengan kiai, cepat ,bertenaga , tanpa dikenai sasaran . Kemudian melatih menangkis dengan mengait terhadap serangan tangan maupun kaki . Berulang-ulang hingga mahir .
C. CONDITIONING ( Pengondisian )
SABUK KUNING ( Kyu 6 & 5 )
A. TEKNIK
Kihon ( Dasar )
1. Tachikata ( kuda-kuda)
Tetap diulang-ulang agar dikuasai dengan baik dan mantap .
2. Tsuki (pukulan)
Ditambahkan teknik pukulan : Koken Uchi, Haito Uchi, Morote Tsuki
3. Uke ( Tangkisan )
Ditambahkan teknik tangkisan : Koken Uke, Haito Uchi, Juji Uke .
4. Keri ( Tendangan )
Tetap diberi secara lengkap seluruh tendangan .
5. Kokyu Ho ( Teknik Pernapasan )
Ibuki
Ditutup dengan latihan : Shuto Mawashi Uke Seiken Chudan Gyaku Tsuki .
Semua gerakan diatas dilakukan minimal 30 kali .
Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )
Ditambahkan lebih banyak ragam , mis : Dako Ido ( sudut 45 derajat ) = 45 derajat Kiba Dachi + Gedan Barai . Kombinasi pukulan lebih diperbanyak . Rangkaian-rangkai Kata dapat juga diberikan .
Kata ( Jurus )
Pinan Sono San , Yantsu ( Kyu 6 )
Pinan Sono Yon , Tsuki No Kata ( Kyu 5 )
B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Perbanyak latihan Sambon Kumite , Ippon Kumite .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 3 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait . Sekarang lakukan sungguh-sungguh. Cari pasangan yang seimbang . Berikan dorongan agar berani melakukannya hingga selesai . Peran seorang Pelatih sangat penting agar orang timbul keberanian untuk melaksanakan Jiyu Kumite hingga selesai. Pemahaman serta dorongan spirit sangat diperlukan. Semua yang sekarang sudah senior juga pernah mengalami pergolakan mental seperti mereka ketika baru mulai latihan. Kalau ingin melangkah lebih jauh, maka pengalaman kumite ini harus berani dilalui .
C. CONDITIONING ( Pengondisian )
Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
--------------------------------------------------------------------------------------------------
SABUK HIJAU ( Kyu 4 & 3 )
A. TEKNIK
Kihon ( Dasar )
Lakukan sama seperti sabuk kuning .
Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )
Melatih melangkah dalam sikap kuda-kuda pertarungan ( Kumite No Kamae )
Kata ( Jurus )
Pinan Sono Go , Gekisai Dai ( Kyu 4 )
Taikyoku Soni Ichi Ura & Ni Ura & San Ura ( Kyu 3 )
B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Perbanyak latihan mengait dalam sikap kuda-kuda pertarungan , Foot Work .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 5 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait / Irama / Kombinasi ( pukulan dan tendangan seimbang) / Foot Work .
C. CONDITIONING ( Pengondisian )
Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
SABUK COKLAT ( Kyu 2 & 1 )
A. TEKNIK
Kihon ( Dasar )
Lakukan sama seperti sabuk hijau
Ido Kihon ( Dasar dalam Gerakan melangkah )
Perbanyak latihan dalam kuda-kuda pertarungan ( Kumite No Kamae ) .
Kata ( Jurus )
Pinan Sono Ichi Ura & Ni Ura , Saifa , Gekisai Sho ( Kyu 2 )
Pinan Sono San Ura & Yon Ura & Go Ura , Tensho ( Kyu 1 )
B. KUMITE ( Pertarungan )
Yakusoku Kumite
Perbanyak latihan mengait dalam sikap kuda-kuda pertarungan , Foot Work .
Jiyu Kumite : 60 detik ( 10 ronde )
Kriteria : Reigi ( tingkah laku, etiket, ketenangan ) / Kamae ( sikap kuda-kuda ) / Kiai / Kecepatan / Tenaga / Stamina / Tangkisan mengait / Irama / Kombinasi ( pukulan dan tendangan seimbang) / Foot Work .
C. CONDITIONING ( Pengondisian )
Mengembangkan diri untuk mencapai kondisi sbb :
Kyokushin kai-Masutatsu oyama warm up
Korea-KYOKUSHIN championship 7th oct 2007 Part I
Korea-KYOKUSHIN championship 7th oct 2007 Part II
Midori kenji- awsome Jodan mawashi gery (5th world champion kyokushin karate in 1991)
Kyokushin kai karate dengan kurikulum latihan
KeitaroBlog, Jumat, 23 Mei 2008Kyokushinkai adalah sebuah aliran karate yang didirikan oleh Masutatsu Oyama. Aliran ini menekankan latihan fisik dan full-contact kumite, yakni latih-tanding / "sparring" tanpa pelindung. Kyokushin memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Mas Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari.
SejarahMasutatsu Oyama lahir sebagai seorang Korea yang bernama Choi Hyung Yee. Sewaktu kecil di Korea, beliau mempelajari seni bela diri Korea yang bernama Chabee. Chabee mendapat pengaruh dari seni bela diri Tiongkok "Seni 18 Telapak Tangan" yang dikembangkan lebih lanjut oleh orang Korea menjadi Chabee. Sejak kecil, Choi Hyung Yee bukanlah seorang anak yang diam saja dan bersabar kalau diganggu. Beliau sering terlibat dalam perkelahian, apalagi kalau beliau atau teman-temannya diganggu. Kepribadian yang agresif inilah yang beliau wariskan ke Kyokushin menjadi sebuah aliran yang menekankan offense, dan pentingnya menjatuhkan lawan secepat mungkin.
Label:
Karate (bahasa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar